Warga membeli durian lokal asli Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. (ist). |
MADIUNPUNYAKITA.COM/SEGULUNG - Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun dikenal sebagai sentra penghasil durian dengan berbagai varietas durian khas dan premium. Salah satunya yaitu durian kawuk.
Menurut Kepala Desa Segulung Ihsanudin, durian kawuk memiliki kekhasan dibanding jenis lain. Yakni, cenderung dagingnya tebal, lembut, tidak banyak serat, serta legit manis rasanya.
Selain durian kawuk, berbagai jenis durian lokal maupun non lokal ada di desa ini. Seperti durian musang king, bawor, duri hitam dan montong.
Durian kawuk salah satu varietas durian khas dan premium di Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. (ist). |
"Hampir seluruh warga Desa Segulung memiliki tanaman durian, sedikitnya ada 10 hingga 15 rumah warga yang memiliki kebun durian besar," jelas Ihsanudin.
Ihsanudin menyampaikan, saat musim panen tiba warga sengaja menjual durian langsung di rumah dan tidak dikirimkan ke kota. Sehingga perekonomian warga bisa terangkat dengan potensi agro wisata durian tersebut.
“Selain durian, kami juga ada manggis, alpukat, pete dan setelah ini ada cengkeh,” katanya.
Sementara itu, Winarto, salah satu petani durian asal Desa Segulung mengaku dengan menjual di rumah bisa menjadi daya tarik sendiri bagi pembeli, khususnya pecinta durian. Karena, selain mendapat buah dengan kualitas terbaik dan matang, buah durian dipetik langsung di pohon.
Varietas durian khas di Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun langsung petik di pohon. (ist). |
Metode ini, menurutnya juga memudahkan petani dalam memasarkan produknya, karena tidak perlu susah-susah turun ke kota. Harga yang dibanderol pun cukup variatif mulai dari lokal Rp10 ribu sampai Rp80 ribu per buah hingga jenis yang sudah populer itu seharga Rp200 ribu per kilogram.
“Terlebih kami tahu sendiri jika harga durian di pasar kadang kala tidak bisa dikontrol dan bisa jatuh merugikan petani,” ucapnya.
Lebih lanjut Winarto mengungkapkan, musim panen durian di Desa Segulung biasanya sejak Oktober sampai nanti habis pada Maret. Pada musim panen durian, menurutnya dalam sehari dia bisa mengantongi uang hasil penjualan durian mencapai Rp15 juta. Sementara dalam sebulan, dia bisa meraup untung sekitar Rp50 juta.
“Yang paling banyak diminati adalah durian lokal, dan pembelinya bisa dari berbagai wilayah mulai dari lokal Kabupaten Madiun hingga dari luar kota," pungkasnya. (mpk01).